Pengendalian Diri Yang Diharapkan Dari Seorang Kristen Seperti Ini [Amsal 25:28]
Apa yang tersirat dalam benak Anda ketika dikatakan tentang pengendalian diri?. Apakah sesuatu yang mustahil dilakukan, atau menganggap hal itu tidak penting?.
Bagi kebanyakan orang topik ini mungkin sangat membosankan. Karena tidak ingin dirinya dikendalikan oleh orang lain, sistem dan etika. Misalnya dalam hal menikmati sesuatu, atau untuk tidak mengatakan hal-hal tertentu.
Tentu lebih enak hidup secara bebas, dan tanpa dibatasi oleh aturan. Atau larangan tentang mana yang boleh dan mana yang tidak boleh. Mengatakan apa yang ada dalam hati, dan pikiran secara bebas. Dan memakan semua makanan yang disukai, menonton tayangan favorit sepuas-puasnya tanpa kenal waktu hingga larut malam. Sampai dini hari pun tidak ada yang mempersoalkan.
Namun, persoalan yang sesungguhnya muncul adalah ketika kita kehilangan pengendalian diri, maka saat itu kita sedang merusak dan menghancurkan tatanan kehidupan kita. Sebagaimana yang diharapkan sebagai seorang Kristen.
Dampaknya jikalau tidak bisa mengendalikan diri
Pengendalian diri merupakan satu hal yang penting. Karena tanpa pengendalian diri kita dapat merusak berbagai aspek dalam kehidupan. Seperti relasi dengan orang lain jadi buruk, dan kepercayaan orang lain kepada kita jadi berkurang.
Oleh sebab itu, apabila kita tidak belajar mengendalikan diri. Dalam hal perbuatan maupun perkataan. Maka akan tiba waktunya kehancuran melanda kehidupan kita. Secara internal misalnya adalah terkait kesehatan fisik dan mental pun akan menurun.
Itulah sebabnya Alkitab melalui nas hari ini, mengingatkan agar selalu mengendalikan diri. Saking pentingnya hal itu dilakukan, diberi penjelasan dengan sebuah analogi. Yaitu supaya jangan seperti kota yang temboknya roboh.
Pengendalian diri yang diharapkan Allah
Mengendalikan diri bukan berarti Allah melarang kita untuk bersenang-senang menikmati hidup ini. Akan tetapi menginginkan agar kita dapat hidup dengan baik dalam kebenaran-Nya.
Allah tidak ingin kita terjerumus kepada hal-hal yang tidak baik. Dan kepada hal-hal yang dapat merusak kehidupan kita, serta relasi kita dengan Dia, dan sesama kita. Pula Ia tidak menginginkan kita melakukan hal-hal yang pada akhirnya kita menjadi menyesal. Terlebih lagi jika harus membayar harga yang besar untuk membayar penyesalan tersebut.
Pada masa raja Salomo, keamanan suatu kota tergantung pada kekokohan benteng, gerbang serta tembok yang mengelilingi. Untuk melindungi dari serangan musuh-musuh. Begitu semuanya hancur atau roboh, maka hilanglah keamanan kota tersebut. Akibatnya dengan mudah akan dapat dikalahkan dan direbut musuh.
Demikian juga dengan orang Kristen, ketika tidak dapat mengendalikan diri, maka ia sedang kehilangan pertahanan diri. Dan terancam seperti kota yang tanpa perlindungan.
Artinya ia akan mudah jatuh ke dalam dosa, serta tidak lagi memiliki keinginan untuk melakukan pekerjaan yang baik. Sebab ia tidak lagi memiliki kekuatan, pengharapan dan tujuan hidup.
Tetapi sebaliknya, orang yang dapat mengendalikan diri berarti dapat mengedalikan situasi dan kondisi yang tengah bahkan yang akan terjadi. Sehingga ia bakal menjadi pemenang, dan semakin lebih kuat dari pada musuh-musuh kehidupannya (Amsal 16:32).
Pengendalian diri diawali dengan introspeksi
Hari ini, kita diajak mengintrospeksi diri. Agar bisa melihat bagian mana dalam diri kita yang perlu untuk ditingkatkan pengendaliannya. Mengenai hal-hal yang sering membuat kita tergoda/terjerumus?. Penyebab kita mudah terpancing untuk marah?.
Lalu, bagaimana dengan godaan terhadap uang yang bisa membuat kita menjadi orang yang materialistis?. Apakah kita juga sering jatuh kepada sikap pesimis dari pada optimis?. Apakah kita mudah mengeluarkan kata-kata tanpa pertimbangan terlebih dahulu?.
Jawaban dari semua pertanyaan diatas tentu ada dalam diri kita masing-masing. Jawaban-jawaban tersebut pun pasti berbeda-beda, dan harus diuraikan secara detail. Apa penyebab dan apa akibatnya.
Maka dari itu, marilah kita membangun kekuatan dan pertahanan diri. Serta meningkatkan level pengendalian diri kita. Yaitu dengan meminta pertolongan dan kekuatan dari Tuhan. Supaya kita tidak disebut bagai bangunan tembok kota yang roboh.
Meningkatkan pengendalian diri adalah salah satu hal yang terbesar yang dapat kita buat untuk diri saat ini, menuju masa depan yang lebih baik. Selamat menguasai dan mengendalikan diri untuk kebaikan kita, dan sesama kita. Terlebih untuk kemuliaan Tuhan.
Lampiran nas renungan
Amsal 25 ayat 28;
“Orang yang tak dapat mengendalikan diri adalah seperti kota yang roboh temboknya.” Amin.
Posting Komentar untuk "Pengendalian Diri Yang Diharapkan Dari Seorang Kristen Seperti Ini [Amsal 25:28]"