Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Mengapa Iman Yang Besar Belum Tentu Iman Yang Benar? [1 Korintus 15:58]

Gema Paskah pasti selalu terasa bagi kita. Sebuah momentum tentang Yesus yang menang melalui kebangkitan-Nya. Sekaligus yang mengingatkan kita, bahwa Allah kita sungguh berkuasa dan dibuktikan melalui kemenangan-Nya melawan segala kuasa, bahkan kuasa maut. 

Lalu, pesan Paskah yang telah kita terima tiap tahun mengajak kita introspeksi. Terutama mengenai apa yang sudah kita lakukan sebagai respons kita atas kemenangan Tuhan Yesus dari kematianNya tersebut. 

1 Korintus 15 menekankan tentang  kebangkitan Yesus, saksi akan kebangkitan-Nya. Serta apa yang akan dilakukan oleh umat percaya yang mengimani kebangkitan Yesus. Harapan untuk "berdiri teguh," dalam Injil yang memberitakan kematian dan kebangkitan Yesus.  

Beriman pada Yesus yang mati dan bangkit. Kalimat "berdiri teguh"  berarti tetap kuat di dalam iman. Bukan iman yang besar melainkan iman yang benar, karena sejatinya iman yang benar lebih penting daripada iman yang besar. 

Iman yang benar akan membuat orang Kristen semakin kuat. Cara hidupnya akan terpancang pada ajaran Firman Tuhan, sehingga tidak goyah untuk melayani Tuhan.

Mengimani Kristus tidak sia-sia tapi harus secara benar

Melalui nas hari ini rasul Paulus lebih tegas menekankan harapannya kepada jemaat Korintus. Agar mereka dan kita senantiasa tetap rajin, serta bersemangat dalam pekerjaan Tuhan. Selalu bergairah dan senang bekerja di ladang Tuhan. Supaya mereka dan kita dengan sungguh-sungguh memberitakan Firman Tuhan. 

Rasul Paulus berusaha ingin mengajak orang percaya yang ada di kota Korintus, supaya senantiasa berdiri teguh dalam kebenaran. Karena memang pada saat itu ada banyak anggapan bahwa mengimani atau mempercayai kebangkitan Kristus menjadi sebuah kesia-siaan yang tiada arti. 

Atas dasar itu, justru rasul Paulus ingin mempertegas bahwa mengimani Kristus itu bukanlah kesia-siaan. Juga, rasul Paulus menekankan supaya setiap orang percaya jangan pernah putus asa walaupun banyak cibiran, hinaan, atau ejekan yang harus mereka terima karena iman kepada Kristus. 

Arti berdiri teguh dan jangan pernah goyah serta giat dalam pekerjaan Tuhan dapat dimaknai sebagai kokoh, kuat, tetap dan tidak berubah dalam pendirian, kesetiaan, iman, dan keyakinan.

Pentingnya menjadi pribadi beriman teguh (besar dan benar)

Saat ini banyak orang percaya tidak mampu lagi mempertahankan kebenaran (iman) di dalam hidupnya. Sebab godaan dunia yang begitu sangat kuat, sehingga sering sekali menghilangkan kemurnian iman kepada Tuhan. 

Nas hari ini mengingatkan kita supaya jangan kehilangan iman, oleh karena godaan yang ada di sekitar kita. Kita diingatkan supaya kita mampu berdiri teguh dalam kebenaran yang berarti mempertahankan sebuah kebenaran menjadi sebuah keharusan bagi orang percaya. 

Kalimat terakhir dari nas kita, ditekankan bahwa jerih payah kita tidaklah akan sia-sia, jika kita melakukan persekutuan dengan Tuhan. Maka persekutuan kita dengan Tuhan akan sangat bermakna, dan bermanfaat dalam pelayanan pekerjaan Tuhan. 

Selanjutnya, ketika Tuhan sudah berkenan kepada orang-orang yang melakukan pelayanan pengabaran Injil Yesus Kristus dengan bersemangat. Maka saat itulah dinyatkan bahwa imannya tidak sekedar besar, tetapi juga sudah benar.

Melalui Firman Tuhan ini, mari kita menjadi pribadi yang tetap teguh dalam iman dan kesetiaan kita kepadaNya. Jadi, sesulit apapun kondisi kita atau semanis apapun tawaran dunia, jangan sampai membuat kita goyah. Apalagi sampai meninggalkan Yesus. 

Namun sebeliknya, dari waktu ke waktu kita harus semakin cinta dan bertambah setia kepada-Nya. Setia melakukan pekerjaan-Nya, setia melayani dan memenangkan jiwa bagi kerajaan-Nya.

Lampiran nas renungan

1 Korintus 15:58

"Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan! Sebab kamu tahu, bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia." Amin. 

Posting Komentar untuk "Mengapa Iman Yang Besar Belum Tentu Iman Yang Benar? [1 Korintus 15:58]"