Cara Yang Tepat Memperingati Kematian Yesus Kristus [Lukas 22:19]
Sejak semula Tuhan Yesus sudah mengetahui bahwa kedatangan-Nya ke dunia adalah menebus dosa umat manusia. Tepatnya proses penebusan tersebut dimulai dengan kematian di kayu salib. Lalu, kebangkitan dan terakhir adalah kenaikan ke sorga.
Dari 3 proses utama tersebut kali ini yang menjadi fokus perenungan bagi kita adalah yang kematian. Sejalan dengan nas renungan yang terambil dari Injil Lukas 22:19. Berkata; "Lalu Ia mengambil roti, mengucap syukur, memecah-mecahkannya dan memberikannya kepada mereka, kata-Nya: "Inilah tubuh-Ku yang diserahkan bagi kamu; perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku."
a. Detik-detik terakhir Yesus Kristus bersama murid-murid
Dalam esensiNya sebagai Illahi, ancaman kematian tidak pernah menyurutkan semangat, atau membuat-Nya gentar dan putus asa. Tuhan Yesus tetap berdaulat dan berkuasa. Ia tidak dikuasai oleh situasi yang terjadi. Karena situasi/keadaan tetap di bawah kendali dan kuasa-Nya.
Pada malam sebelum penyaliban. Yesus memerintahkan murid-murid-Nya untuk mempersiapkan perjamuan Paskah. Perjamuan Paskah ini adalah perjamuan terakhir yang Ia lakukan bersama murid-murid-Nya, sebelum Ia disalibkan.
Kemudian pula pada malam sebelum kematian-Nya, Tuhan Yesus tahu bahwa hidup dan pelayanan-Nya di dunia sedang mendekati saat-saat akhir. Tetapi di balik semua itu, Ia juga tahu bahwa suatu hari Ia akan datang sebagai pemenang. Dan, Ia juga menyatakan maksud kepergian-Nya. Yaitu untuk menjadikan diri-Nya sebagai korban pengampunan dosa.
Pada saat perjamuan itu, Yesus menjelaskan bahwa roti dalam perjamuan itu ialah gambaran pengorbanan diri-Nya bagi murid-murid-Nya. Ia telah membuat perjanjian baru untuk mendamaikan Allah dengan manusia. Pengorbanan sebagai peringatan akan penghapusan dosa.
b. Makna Perjamuan Kudus dan aplikasi dalam kehidupan
Saudara-saudari yang terkasih dalam nama Kristus Yesus. Begitu berharganya kita umat berdosa ini. Sehingga ditebus dengan harga yang sangat mahal, bahkan tidak ternilai harganya.
Anugerah keselamatan yang ajaib dan luar biasa, adalah satu-satunya kasih yang paling besar yang pernan ada di dunia ini. Dimana dengan kasih tersebut Tuhan melakukan pembebasan dosa-dosa manusia, melalui pengorbanan Anak-Nya yang mati di kayu salib.
Dengan adanya pembebasan tersebut, otomatis tembok pemisah antara Allah dan manusia sudah dirobohkan. Dosa-dosa manusia telah dihapus, diskrimasi terhadap sesama ditiadakan, sombong dan ego pun telah tiadakan.
Melalui nas ini, kita diamanatkan untuk menjadikan pengorbanan Tuhan Yesus sebagai peringatan dalam hidup kita. Juga memperingatan bahwa kita memiliki persekutuan dengan tubuh, dan darah Kristus.
Peringatan akan peristiwa kematian-Nya yang sekali untuk selamanya menebus dosa manusia, dan memberikan keselamatan dimeteraikan oleh darah Kristus. Peringatan ini juga merupakan peringatan bagi kita saat masuk dalam esensi dari Perjamuan Kudus.
Perjamuan Kudus tidak hanya sekedar rutinitas belaka. Tapi, kita masuk pada persekutuan dan peringatan akan kasih-Nya yang begitu besar, sehingga rela mengurbankan diri-Nya untuk hidup kita.
c. Pentingnya pembuktian hidup dalam persekutuan Allah
Ketika kita masuk ke pada hari Kamis Putih, nas ini membawa kita secara bersama-sama bertekad, mempersembahkan hidup sepenuhnya. Agar menjadi alat anugerah-Nya bagi orang-orang di sekeliling kita yang masih berada di dalam belenggu dosa.
Untuk mencapai tekad tersebut, maka kita diajak menghidupi kasih. Sekaligus menjadi penabur kasih, bagi sesama di tengah-tengah kehidupan masa kini.
Kita telah hidup dalam persekutuan dengan Allah melalui Perjamuan Kudus. Maka pola hidup yang baru yang semestinya kita pancarkan. Sehingga hidup kita selalu mencerminkan hidup yang telah tinggal dalam Kristus, sebagai tanda bahwa kita telah memperoleh keselamatan dari-Nya. Tuhan Yesus memberkati. Amin.
Posting Komentar untuk "Cara Yang Tepat Memperingati Kematian Yesus Kristus [Lukas 22:19]"