Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Alasan Mengapa Orang Percaya Tidak Harus Lebih Dahulu Melihat Agar Percaya [2 Korintus 5:6-10]

Alasan Mengapa Orang Percaya Tidak Harus Lebih Dahulu Melihat Agar Percaya

Banyak orang yang mengharapkan hidupnya bisa berjalan aman-aman saja. Artinya tanpa ada masalah atau tantangan. Padahal kalau mau jujur, umumnya dunia akan memakai situasi seperti ini untuk memberikan tawaran-tawaran kenikmatan duniawi saja. 

Maka tidak heran kalau banyak orang yang berlelah-lelah mencari harta, jabatan, kedudukan, kekuatan, dan lainnya dari dunia lain, agar mereka mendapatkan kenikmatan hidup. Namun pada kenyataannya apa?. 

Seorang yang kaya juga memiliki kekhawatiran dalam hartanya. Para pejabat juga memiliki kekhawatiran pada akhir jabatannya, dan semua kita memiliki kekhawatiran atas apa yang kita miliki. 

Maka dapat disimpulkan, bahwa kenyamanan hidup itu hanya sebagai fatamorgana hidup. Fana, sementara, bahkan tidak jarang justru membawa malapetaka.

a. Menjadi Kristen tidak serta merta menjadi lebih baik

Setiap orang Kristen pasti memiliki tantangan hidup yang berbeda-beda. Kekhawatiran hidup yang silih berganti, dan pergumulan hidup yang sepertinya tak bakal berujung.

Hal demikian pula yang dialami Paulus, dan banyak orang percaya mula-mula. Mereka harus berhadapan dengan pilihan hidup atau mati. Oleh karena iman kekristenan mereka. 

Sampai disini, dapat kita ambil satu poin penting bahwa ada resiko yang harus dihadapi untuk menjadi seorang Kristen yang taat. Atas hal itu pula lah tujuan Paulus menulis surat yang menjadi nas renungan hari ini. Yakni agar jemaat di Korintus tetap taat dan setia pada imannya walau resiko berar harus dihadapi.

Perntanyaan pertama, apa alasan yang membuat orang Kristen harus tetap taat dan setia pada imannya?. Jawabnya, sebab hanya di dalam Kristus ada kehidupan kekal. 

Biarlah tubuh duniawi ini mengalami penderitaan. Agar kelak saat tiba waktunya kita akan mengenakan tubuh sorgawi yang mulia bersama dengan Kristus. 

Ajaran-ajaran agama pada saat itu dan hingga pada saat ini, tidak ada yang memberikan kepastian akan kehidupan kekal seperti apa yang difirmankan Tuhan Yesus. Maka dari itu, bila kita meninggalkan iman Kristen berarti kita akan kehilangan anugerah sorga (keselamatan).

b. Percaya bukan berarti harus lebih dulu melihat

Hudup oleh karena percaya sifatnya wajib. Bukan karena melihat. Bila kita haya percaya pada apa yang kita lihat, berarti kita hanya akan terfokus pada dunia ini saja. 

Sementara sisi lain daripada dunia yang fana ini, ada janji Tuhan yang begitu sangat indah. Yang tidak ada sama sekali di dunia ini. Yang seharusnya kita miliki walaupun saat ini belum kita lihat. Oleh sebab itu percaya kita bukan karena harus melihat.

Pada masa-masa penantian seperti saat ini, kita harus tetap menjaga kualitas hidup kekristenan kita. Dengan cara berusaha untuk hidup berkenan di hadapan Tuhan. 

Artinya, satu sisi kita harus menunjukkan diri melalui perjalanan hidup sebagai seorang Kristen dengan berbuat yang berkenan di hadapan Tuhan. 

Dan, di sisi lain kita juga harus mempersiapkan diri apabila tiba saatnya kita akan berhadapan langsung dengan pengadilan Kristus. Bila waktu itu tiba, nyatalah kita telah layak menjadi bagian dari karya keselamatan Kristus Yesus.

Terakhir, tetaplah hidup dalam percaya, dan berkenan di hadapan Tuhan. Walau belum melihat Tuhan Allah. Tidak perlu peduli pada penilaian dunia, sebab sebaik apapuny yang kita kerjakan di dunia ini selalu saja ada yang menilainya buruk. 

Namun, bagi Tuhan segala yang baik dan berkenan bagi-Nya, tidak pernah menjadi sia-sia. Jadi, untuk melakukan yang baik atau untuk hal-hal benar kita tidak perlu membuktikan lebih dahulu bahwa itu adalah berkenan bagi sesama. Tapi, lakukan saja apa yang berkenan bagi Tuhan.

Posting Komentar untuk "Alasan Mengapa Orang Percaya Tidak Harus Lebih Dahulu Melihat Agar Percaya [2 Korintus 5:6-10]"