Teguhnya Janji Setia Allah Yang Abadi Kepada Umat Pilihan [Yehezkiel 16:60]
Umat pilihan dalam PL adalah bangsa Israel. Tepatnya setelah kematian, kebangkitan, Kenaikan dan Pentakosta, atau yang disebut kitab PB. Maka umat pilihan Allah adalah Kristen.
Dengan demikian janji Allah untuk setia kepada umat pilihanNya bukan lagi pada bangsa Israel, akan tetapi kepada seluruh orang-orang yang percaya kepada Yesus Kristus sebagai Juruselamat. Salah satu dari mereka adalah Anda dan Saya.
Dalam kehidupan kita, khususnya pada zaman modern ini, kesetiaan merupakan suatu hal yang sulit untuk dipertahankan. Dalam nas hari ini, Allah menyatakan bagaimana Ia sangat mengasihi dan mencintai serta tetap setia kepada umat-Nya.
Mari simak lebih dulu Firman Tuhan yang tertulis dalam kitab Yehezkiel 16:60. Berbunyi “Tetapi Aku akan mengingat perjanjian-Ku dengan engkau pada masa mudamu dan Aku akan meneguhkan bagimu perjanjian yang kekal.”
a. Janji Allah ibarat hubungan suami istri
Ia menggambarkan relasi-Nya dengan umat-Nya bagaikan relasi antara seorang suami dengan istrinya. Seorang suami yang mengasihi dan menghargai istrinya. Seorang suami yang memperlengkapi istrinya dengan keindahan dan kehormatan. Tetapi kemudian ternyata istrinya berbalik meninggalkannya dan beralih mencintai hal-hal yang lain selain daripadanya.
Namun, tanpa memperhitungkan keberdosaan umat-Nya, Allah tetap mengingat perjanjian-Nya yang kekal yang telah diperbuat-Nya kepada umat-Nya. Allah kita adalah Allah yang penuh kasih dan kesetiaan.
Secara umum, Yehezkiel pasal 65 menggambarkan ketidaksetiaan, dan perselingkuhan Israel terhadap Allah. Dan, juga tentang hukuman yang menjadi konsekuensinya sebagaimana disampaikan Allah kepada umat-Nya yang telah beralih kepada allah-allah lain selain Dia.
Umat-Nya telah menyalahgunakan kasih karunia yang dianugerahkan-Nya kepada mereka sebagai jalan untuk meninggalkan-Nya. Namun, pada bagian akhir dari hukuman yang seharusnya ditimpakan Allah kepada umat-Nya, Ia berkata, “Tetapi Aku akan mengingat perjanjian-Ku dengan engkau pada masa mudamu.”
Dengan kata lain, Allah ingin mengatakan bahwa sebelum mereka melakukan hal itu terhadap-Nya, Ia telah berjanji untuk mengasihi dan menebus mereka serta telah meneguhkan bagi mereka suatu perjanjian kekal. Dengan kata lain, Allah ingin mengatakan, “Aku akan tetap setia kepada “Perkataan” yang telah keluar dari mulut-Ku.”
b. Perjanjian baru untuk umat Allah
Allah telah menetapkan perjanjian kekal dengan umat-Nya. Ia menginisiasi relasi dengan umat-Nya, yaitu umat perjanjian-Nya Israel. Namun oleh ketidaksetiaan mereka kepada Allah, maka Allah memperbaharui janji-Nya dengan suatu Perjanjian Baru. Yaitu melalui mengutus Yesus Kristus sebagai meterai perjanjian kekal-Nya, yang telah dijanjikan-Nya kepada umat-Nya yang telah meninggalkan-Nya.
Dengan penuh kepastian Allah mengatakan kepada Israel dan juga kepada kita, “Aku sangat mengasihi-Mu, Aku datang kepadamu untuk membayar dan menebus semua dosa dan kejahatanmu kepada-Ku.” Perjanjian Allah ini memungkinkan semua orang dimanapun dan siapapun. Serta apapun yang telah diperbuatnya untuk datang kepada Tuhan dan memperoleh keselamatan daripada-Nya.
Inilah yang menjadi kabar baik dan kabar sukacita terbesar bagi dunia. Setiap orang, siapapun itu, bagaimanapun keberadaannya dimungkinkan untuk mengalami pembaharuan relasi dengan Allah selamanya. Singkat kata, semuanya itu dimungkinkan karena kesetiaan dan kasih Allah yang kekal kepada kita.
Karena kesetiaan dan kasih Allah yang telah mengutus Anak-Nya, Yesus Kristus, menjadi korban penebusan dosa-dosa kita. Maka ingatlah senantiasa dalam hidupmu bahwa Allah mengasihimu dan segala sesuatu yang Allah perbuat adalah lahir dari kasih dan kesetiaan-Nya bagimu. Amin.
Posting Komentar untuk "Teguhnya Janji Setia Allah Yang Abadi Kepada Umat Pilihan [Yehezkiel 16:60]"