Cara Jitu Mengendalikan Diri Pada Saat Berbagai Macam Situasi [Amsal 16:32]
Adalah sesuatu yang sangat menarik bahwa hikmat Allah lebih menaruh nilai yang besar pada kesabaran, kerelaan menderita dan kebaikan, daripada mengandalkan kekuatan fisik.
a. Pengendalian diri lebih bernilai dibanding pahlawan militer
Siapakah yang benar-benar kuat?. Apakah seseorang yang dapat mengembangkan ototnya, menghunus pedangnya, dan memimpin pasukan militer untuk berperang?.
Atau, mungkinkah seseorang yang dapat mengendalikan ambisinya dan mencegah pecahnya perang dan permusuhan?.
Bukankah kejatuhan Goliat disebabkan kebengisannya yang tidak terkendali yang dilancarkannya terhadap Daud?. Bukankah disebabkan bahwa dalam melakukan pertempuran ia lupa bahwa yang dibutuhkan tidak hanya kekuatan fisik melainkan juga hikmat?.
Perlu kita ingat. Kemarahan dan kesombongan orang Mesir telah membawa mereka mati konyol di laut Merah. Oleh sebab itu kita kaui atau tidak, sering kali mengendalikan diri adalah hal yang paling sulit untuk kita lakukan dalam hidup ini.
Mencegah lidah kita untuk tidak berbicara dalam kemarahan, menghindari debat kusir ketika kita tersakiti, menghentikan pertengkaran sebelum itu terjadi, semuanya itu tidaklah mudah untuk dilakukan dan membutuhkan kedalaman dan kekuatan karakter yang seringkali tidak dijumpai pada diri manusia.
Kita mengenal Simson sebagai seorang yang benar-benar kuat dan gagah perkasa secara fisik. Tetapi dia tidak menguasai dan mengendalikan ambisi kemarahannya, demikian juga hawa nafsunya. Akhirnya, walaupun ia mampu melakukan banyak hal luar biasa, tapi ternyata dia dapat dikalahkan oleh seorang wanita yang mengetahui kelemahannya dalam mengendalikan hawa nafsunya.
Petinju besar tahu bagaimana cara membuat lawan mainnya menjadi marah dan emosi, sehingga mereka tidak lagi bermain dengan akal sehat tetapi dengan dikendalikan emosi dan kemarahannya.
Dalam kondisi yang demikianlah mereka dengan mudah dapat dikalahkan lawan. Sebaliknya, petinju yang bertalenta adalah yang dapat mengendalikan diri, sehingga dengan mudah ia dapat menjatuhkan lawannya hanya dengan satu atau dua pukulan saja.
b. Cara mengendalikan diri dan situasi
Nas hari ini menyadarkan kita bahwa kita harus menjadi seseorang yang tidak hanya kuat secara fisik. Tapi juga harus kuat secara rohani, dan moral.
Orang yang benar-benar bijak adalah orang yang memiliki kesabaran, dan mampu mengendalikan situasi. Jika Anda mampu mengendalikan situasi berarti telah mampu juga mengendalikan diri sendiri.
Yesus Kristus adalah teladan dalam kesabaran dan kelemahlembutan dalam kasih, sehingga Ia rela memikul dosa-dosa kita sampai pada kematian-Nya.
Dengan demikian, Ia bangkit dalam kemenangan. Mengalahkan dan membuktikan kepada kita bahwa jalan kemenangan bukanlah mengandalkan kekuatan dan kuasa fisik semata.
Hanya dengan meneladani Kristuslah maka kita akan dapat menghindari segala kebodohan, yang membawa kita pada kekalahan. Akan tetapi dengan meneladani Kristus kita mampu mengendalikan diri, serta di sanalah kita benar-benar menjadi orang-orang yang kuat, tangguh, dan pemenang sejati.
Jadi, diatas semua itu supaya dapat menjadi kenyataan. Kita harus percaya dan berjalan bersama Sang Pemenang Sejati, yaitu Yesus Kristus Tuhan kita. Bukan mengandalkan kekuatan diri sendiri, harta kekayaan, atau hal-hal duniawi yang kita miliki.
c. Lampiran
Amsal 16:32; “Orang yang sabar melebihi seorang pahlawan, orang yang menguasai dirinya, melebihi orang yang merebut kota.”
Amin.
Posting Komentar untuk "Cara Jitu Mengendalikan Diri Pada Saat Berbagai Macam Situasi [Amsal 16:32]"