Kebahagiaan Sejati Kristen Dan Cara Mengaplikasikan Dengan Benar [Mazmur 1:1-6]
Ketika kita yang hidup di dunia ini, yang menjadi tujuan utama hidup itu adalah merasakan kebahagiaan. Kita bekerja sekuat tenaga dengan segala daya, upaya dan kemampuan kita adalah agar beroleh kebahagiaan. Kita melakukan banyak hal, berusaha menikmati apa yang ada, tujuaannya juga adalah agar kita beroleh kebahagiaan.
Kita berusaha memiliki relasi yang baik dengan banyak orang, tujuannya pun agar kita beroleh kebahagian. Bahkan dunia tanpa kita minta setiap hari akan selalu menawarkan kebahagiaan dengan cara menggoda, agar kita menuruti kehendaknya.
Dalam hal ketika dunia berperan, maka tidak sedikit orang yang larut dalam godaan. Dengan alasan telah mendapatkan kebahagiaan. Menikmati sepuas-puasnya. Lalu, lupa daratan.
A. Gambaran tentang kebahagiaan
Melalui renungan hari ini, kita akan mendapatkan penjelasan yang sesungguhnya tentang kebahagiaan itu. Pasal pertama dalam kitab Mazmur merupakan pengantar, untuk lebih mendalami makna-makna yang ada dalam keseluruhan kitab ini.
Namun secara khusus dari nats ini, kita akan menemukan kesimpulan dari semua kebijaksanaan yang tertulis dalam kitab Mazmur. Khususnya mengenai kebahgiaan.
Kebahagiaan digambarkan seperti pohon yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buah pada musimnya, dan tidak layu daunnya. Ada dua hal penting dalam kalimat ini yang dapat kita pelajari, yaitu:
1. Membatasi kebutuhan dengan cara mencukupkan apa yang ada
Pohon yang tumbuh di tepi aliran air, berarti pohon ini tidak kekurangan zat yang sangat dia perlukan dalam hidupnya (yaitu air). Dengan kata lain kebutuhannya terpenuhi. Tidak melimpah atau berlebihan, sebab tidak dikatakan tumbuh di dalam aliran air.
Cukup makan, cukup minum, cukup segala kebutuhannya untuk hidup. Sesungguhnya kebahagiaan yang sejati adalah orang yang berkecukupan. Tidak harus kaya, atau memiliki harta melimpah namun berkecukupan.
2. Kebahagiaan yang berdampak dan penerapannya
Kemudian pohon itu berbuah pada musimnya, dan tidak layu daunnya. Dia hidup menurut siklus alam, kemudian berbuah, dan teduh. Tentu bila pohon memiliki buah, maka buah itu bukan untuk dirinya sendiri, akan tetapi untuk siapa saja yang ada di sekitarnya (hewan-hewan pemakan buah).
Selain berdampak memberi makanan pada makhluk di sekiatarnya. Sebab pohon tersebut menjadi tempat berteduh dari terik matahari atau dari hujan. Berdampak sebagai pemberi kehidupan dan sebagai peneduh.
Peneduh bisa diartikan sebagai pembawa damai. Maka orang yang berbahagia adalah orang yang berdampak baik kepada sekelilingnya, berdampak untuk kebutuhan hidup dan sebagai pembawan damai dan keteduhan bagi sesama.
Berbahagia itu adalah orang yang kebutuhan hidupnya tercukupi, kemudian berdampak baik pada sekitarnya dan pembawa damai atau keteduhan.
B. Cara memperoleh kebahagiaan yang sejati
Bagaimana cara agar mendapatkan hal itu?. Firman Tuhan ini memberikan petuntuk yaitu agar tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, tidak berdiri di jalan orang berdosa, tidak duduk dalam kumpulan pencemooh.
Melainkan kesukaannya adalah taurat Tuhan, dan merenungkannya siang dan malam. Inilah petunjuk yang diberikan firman Tuhan ini agar kita beroleh kebahagiaan seperti yang dijelaskan di atas.
Orang yang bertentangan dengann hal tersebut adalah orang fasik, ia seperti sekam yang ditiupkan angina, dihakimi dan kemudian akan menuju kebinasaannya.
Sementara orang benar yang berbahagia apapun yang diperbuatnya berhasil, sebab Tuhan yang menjadi sumber kebahagiaan dalam hidupnya.
Posting Komentar untuk "Kebahagiaan Sejati Kristen Dan Cara Mengaplikasikan Dengan Benar [Mazmur 1:1-6]"