Cara Membaca Isi Hati Seseorang Terang Benderang [Amsal 27:19]
Sebelumnya mari simak nas renungan hari ini dengan seksama. Yang terambil dari kitab Amsal 27:19. “Seperti air mencerminkan wajah, demikianlah hati manusia mencerminkan manusia itu.”
Kata kunci dalam nas tersebut adalah "air, wajah, dan hati". Sedangkan kata cermin yang dibubuhi dengan awalan "men", dan akhiran "kan" adalah sebagai kata kerja yang menerangkan kondisi wajah manusia. Jadi, bukan cermin yang digunakan untuk tata rias.
Akan tetapi, walau demikian pada akhir halam ini penggunaan kata cermin (sebagai kata benda) juga dapat dipakai untuk menjelaskan maksud nas renungan ini. Karena kitab Amsal berisi hikmat yang diperoleh Raja Salomo, maka sangat luas pembelajaran yang dapat kita peroleh dari 1 ayat ini.
a. Latar belakang konteks Amsal 27 ayat 19
Dahulu sebelum ada kaca cermin, orang memakai media air yang bening untuk bercermin. Misalnya ketika selesai mandi, pada saat merias wajah, atau ketika hendak menyisir rambut.
Oleh sebab itu penulis Amsal memakai perumpamaan air yang dapat memperlihatkan wajah asli seseorang, untuk menggambarkan bahwa dari hati seseorang pun akan diketahui bagaimana sebenarnya pola pikir, tingkah laku dan perbuatan seseorang.
Dalam hal pola pikir, isi hati seseorang bisa kita tebak dari bahasa tubuh seseorang. Sementara dalam hal perilaku, adalah dari sikap atau gaya hidup yang ditunjukkan sehari-hari. Sedangkan dalam hal perbuatan lebih mudah lagi, yakni aksi nyata yang dilakukan kepada kita, atau orang lain.
b. Analogi kaca cermin dalam membaca hati sesama manusia
Cermin sangatlah penting bagi setiap manusia. Fungsinya antara lain adalah untuk membantu kita melihat keadaan wajah, rambut, dan pakaian yang sedang dipakai. Dengan demikian maka kita bisa mengetahui apakah penampilan kita sudah bersih, dan rapi.
Dari penglihatan orang lain, cermin akan memberikan pantulan dari makhluk yang menatapnya. Seperti air juga dapat mencerminkan wajah, demikian juga hati manusia dengan sesama manusia. Bisa menemukan isi hatinya sendiri dalam hati orang lain (dengan meletakkannya di situ).
Sama seperti ada kemiripan antara wajah seseorang dan pantulannya di dalam air, demikian pula ada kemiripan antara hati seseorang dan hati orang lain. Mengapa demikian?. Karena Tuhan membentuk hati manusia serupa.
Dalam banyak hal kita bisa menilai orang lain melalui diri kita sendiri, yang merupakan fondasi yang di atasnya aturan itu dibangun. Yaitu untuk berbuat kepada orang lain sebagaimana kita kehendaki supaya orang perbuat kepada kita. Hati yang rusak menampakkan citra duniawi. Tapi hati yang dikuduskan menampakkan citra surgawi.
c. Isi hati orang lain terbaca tapi tidak 100%
Memang tidak ada seorang pun yang tahu isi hati seseorang secara menyeluruh. Alias mutlak benar. Termasuk orang yang paling dekat sekalipun. Yang tahu isi hati adalah orang yang bersangkutan itu sendiri dan Tuhan.
Namun perlu diketahui, kondisi hati kita dapat menuntun kita kepada kebenaran dan kejahatan. Maka dari itu, hati memiliki pengaruh besar dalam kehidupan manusia. Dari yang berlaku baik menjadi berperilaku jahat, atau sebaliknya. Yakni dari berlaku jahat berubah menjadi berperilaku baik.
Karena itu, firman Tuhan tidak berhenti mengingatkan kita untuk menjaga hati, sebab jika hati ini sampai dibobol Iblis. Maka bukan hal yang mustahil orang akan melakukan apa saja yang Iblis perintahkan. Demikian pula misal sebuah rumah sampai dijebol oleh perampok, maka sang pemilih rumah akan melakukan apa saja yang dianggap bisa mengembalikan harta benda yang dirampok.
Oleh sebab itu, marilah kita merenungkan firman Tuhan dan menyimpannya dalam hati. Kita adalah orang percaya, yang perbendaharaan hati telah dipenuhi firman Tuhan. Pasti terefleksi dalam perkataan dan perbuatan kita setiap hari. Sejatinya hanya untuk merepleksikan kemuliaan Tuhan. Amin.
Posting Komentar untuk "Cara Membaca Isi Hati Seseorang Terang Benderang [Amsal 27:19]"