Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pentingnya Persahabatan Sejati Dalam Kristen [Ayub 6:14]

Dalam Perjanjian Lama, buku Ayub termasuk ke dalam buku kebijaksanaan. Di dalamnya terdapat begitu banyak kalimat-kalimat bijak, yang sebagian besar keluar dari diri Ayub sebagai seorang yang sedang mengalami penderitaan yang berat.

Sementara orang-orang yang dahulu ia kasihi sebagaian telah dipanggil Tuhan, dan sebagian lagi yang masih hidup tidak peduli dengan apa yang tengah ia alami kala itu.

a. Contoh perlakukan sahabat yang tidak benar  

Dalam pasal 6 ini, Ayub melampiaskan kekecewaannya terhadap para sahabatnya yang telah menuduh Ayub berbuat curang. Atau melakukan hal-hal yang tidak berkenan dihadapan Allah. 

Sebagai orang yang menganggap diri tidak berbuat curang, ia berharap lebih kepada para sahabatnya. Tetapi ia tidak mendapatkannya. Ia meminta pertolongan kepada para sahabatnya, tetapi para sahabatnya justru menjauhinya. 

Ayub pun begitu terpukul dan frustrasi terhadap kejadian yang menimpanya, terlebih lagi setelah menerima kenyataan bahwa ekspektasinya terhadap para sahabatnya bertolak belakang. 

Sampai suatu ketika ia putus asa dan meminta, “Kiranya Allah berkenan meremukkan aku, kiranya Ia melepaskan tanganNya dan menghabisi nyawaku!” (Ayub 6:9).

Apa yang diharapkan Ayub dari para sahabatnya? Menurut ayat harian kita hari ini: kasih sayang. Kasih sayang yang dimaksudkan oleh Ayub di sini adalah turunan dari takut akan Tuhan. Itulah kalimat kebijaksanaan yang keluar dari diri Ayub, yang menjadi ayat harian bagi kita hari ini.

Alih-alih mendapatkan kasih sayang, Ayub justru mengatakan bahwa ia diperlakukan sebagai “barang dagangan” oleh para sahabatnya (Ayub 6:27). Bagaimana mungkin ia mendapatkan kasih sayang kalau ternyata ia pun diperlakukan sebagai barang dagangan?. 

Inilah keluh kesah sekaligus kesaksian yang keluar dari mulut seseorang yang begitu menanti-nantikan pertolongan dari Tuhan. Ia menganggap, sesamanya sebenarnya bisa menjadi bukti bahwa Allah menolong dan mengasihinya.

b. Cara memperlakukan sahabat menurut Firman Tuhan

Tuhan Yesus juga telah memberi perintah baru kepada kita, yaitu supaya kita saling mengasihi; sama seperti Dia telah mengasihi kita maka demikian pula kita harus saling mengasihi (Yoh. 13:35). 

Dan Amsal 3:27-28 mengatakan, “Janganlah menahan kebaikan dari pada orang-orang yang berhak menerimanya, padahal engkau mampu melakukannya. Janganlah engkau berkata kepada sesamamu: ”Pergilah dan kembalilah, besok akan kuberi,” sedangkan yang diminta ada padamu.” 

Melalui firman Tuhan ini, kita sebenarnya semakin memahami bahwa tanda kedekatan dan ketakutan kita kepada Tuhan adalah jika kita tidak menahan-nahan diri kita untuk mengasihi sesama kita. 

Ini dua hal yang selaras: semakin dekat dengan Allah dan semakin mengasihi sesama. Sebab dengan mengasihi sesama berarti kita telah membuktikan bahwa iman kita kepada Tuhan sudah dalam (besar). 

Lalu, pertanyaan. Apa bentuk mengasihi sesama yang bisa kita lakukan?. Membagikan baju kepada yang tidak punya jika kita mempunyai dua helai, memberikan makanan kepada yang tidak punya jika kita mempunyai makanan, jangan menagih lebih banyak dari pada yang telah ditentukan, jangan merampas dan jangan memeras (Lukas 3:11-13). 

Jika itu belum cukup, kita bisa mengasihi sesama kita dengan cara cepat untuk mendengar, tetapi lambat untuk berkata-kata, dan juga lambat untuk marah (Yak. 1:19). Amin.

c. Refleksi iman tekait dengan persahabatan

Sejalan dengan nas renungan kali ini, Kita juga diajak agar berefleksi tentang bagaimana hubungan dan perlakuan kita terhadap sesama, khususnya para sahabat kita. 

  1. Hal ini penting sebagai gambaran bagi Kita untuk mengetahui sejauh mana kita telah mengaplikasikan Firman Tuhan dalam hidup. Yaitu dengan menajwab beberapa pertanyaan berikut:
  2. Di luar kerabat/keluarga dekat, berapa banyak sahabat karib Anda saat ini?. Yang mana mereka setiap saat siap sedia menolong Anda ketika dalam kesulitan.
  3. Setidaknya dalam 5 tahun terakhir. Apakah Anda pernah menolak ketika sahabat Anda minta bantuan?. 
  4. Pertolongan apa yang pernah Anda berikan sebagai bentuk tanda kasih sayang Anda bagi sahabat-sahabat?.

Posting Komentar untuk " Pentingnya Persahabatan Sejati Dalam Kristen [Ayub 6:14]"